Kamis, 09 Agustus 2012

0

PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA AUDIO VISUAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  • Kamis, 09 Agustus 2012
  • Unknown
  • I.              PENGGUNAAN ALAT PERAGA AUDIO VISUAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    II.           LATAR BELAKANG MASALAH
    Pendidikan merupakan kebutuhan azasi manusia untuk meningkatkan taraf kehidupan dan mengembangkan dirinya. Dalam dimensi yang setara dengan tingkat daya cipta, daya rasa dan daya karsa masyarakat beserta anggota-anggotanya.
    Maka manusia dengan segala aspek kebutuhan hidupnya akan saling berpacu dan berlomba yang menggerakkan ketiga dorongan di atas. Maka pendidikan menjadi semakin penting. Bahkan pendidikan merupakan kunci dari segala bentuk kemajuan hidup manusia sepanjang sejarah.
    Tujuan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan. Sebagai landasan pandangan seorang muslim disebutkan dalam ayat al-Qur’an surat Ali-Imran {3} ayat 19 sebagai berikut :

    ﺍﻦ ﺍﻟـﺩ ﻳـﻦ ﻋــﻧـﺩ ﷲ ﺍﻹﺳــﻼ ﻡ ﻮﻣـﺎ ﺍﺧــﺗـﻟـﻑ ﺍﻟـﺫ ﻴﻥ ﺍﻮﺗـﻮ ﺍﻟـﻛــﺗــﺐ ﺍﻻ ﻣـﻥ ﺑـﻌـﺩ ﻣــﺎ ﺠـﺎﺀ ﻫــﻡ ﺍﻟـﻌـﻟـﻡ ﺑــﻐـﻴـﺎ ﺑـﻴـﻧــﻬــﻡ ﻭﻣـﻦ ﻴــﻛـﻓـﺮ ﺑـﺎﻴـﺎﺕ ﷲ ﻓـﺎﻦﷲ ﺳــﺮ ﻴـﻊ ﺍﻟﺣـﺳـﺎﺐ
    Artinya : “Sesungguhnya Islam itu adalah agama yang benar-benar di sisi Allah. Tiada berselisih orang-orang yang diberi alkitab, kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barang siapa kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. (Nur Uhbiyati, 1999: 12)
    Berdasarkan ayat di atas, menunjukan bahwa manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islam. Bila manusia yang berpredikat muslim benar-benar menjadi penganut agama yang baik ia harus mentaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya. Ia harus mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajarannya yang didorong oleh iman sesuai dengan aqidah Islamiyah.
    Tujuan pendidikan Islam tersebut dijabarkan menjadi tujuan institusional dan selanjutnya menjadi tujuan-tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka peran dan fungsi sistem dan proses pembelajaran ternyata sangat penting, bahkan sangat menentukan interaksi guru dan siswa dan dalam proses tersebut perlu mendapat dukungan yaitu dengan penggunaan media pengajaran atau alat peraga pengajaran  secara luas, tepat dan efektif.
    Dalam proses pembelajaran, alat peraga sangat diperlukan, karena merupakan alat dan teknik yang sangat erat pertaliannya dengan tujuan pengajaran. Syaiful Sagala (2007: 163) menyatakan bahwa dengan mengenal alat peraga pengajaran dan memahami cara-cara penggunaannya akan sangat membantu tugas para guru dalam meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.
    Syaiful Sagala (2007: 164) mengatakan :
    “Sebagai pendidik dalam bidang studi apa saja, ia harus mampu menggunakan lingkungan sekitar sebagai media belajar. Pendidik seharusnya mampu memanfaatkan media belajar yang sangat kompleks seperti, video, tv dan film, disamping media pendidikan yang sederhana. Agar supaya proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan  maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemanfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan bila guru telah menguasai alat peraga dapat mengakibatkan mencapai tujuan yang telah ditetapkan termasuk juga dalam tujuan untuk mencapai prestasi belajar yang baik.”

    Penggunaan alat peraga audio visual merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa menuju prestasi yang lebih baik. Pengaruh itu terjadi karena penggunaan alat peraga audio visual  terhadap siswa disamping dapat menambah pengalaman belajar siswa  juga dapat menunjang siswa dalam proses belajar mengajarnya selain itu dapat membantu siswa memperlancar dalam mencapai tujuan pendidikannya.
    Berdasarkan studi pendahuluan, didapatkan informasi dari guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka, bahwa sebagian guru termasuk guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan proses belajar mengajar menggunakan alat peraga atau media pengajaran. Adapun alat peraga yang digunakan salah satu diantaranya menggunakan alat peraga audio visual. Namun penggunaan alat peraga audio visual yang dilakukan guru tidak memperoleh hasil yang menggembirakan, prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut relatif rendah, belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terbukti dari jumlah keseluruhan siswa kelas VII sampai IX, frekuensi mengikuti kegiatan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam cukup rendah yakni sekitar 34 % siswa memiliki nilai di bawah 6.
    Fenomena tersebut menarik untuk diteliti. Sehingga penelitian ini difokuskan pada bagaimana penggunaan alat peraga audio visual,, bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, dan bagaimana hubungan penggunaan alat peraga audio visual terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Banjaran. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul Penggunaan Alat Peraga Audio Visual dan Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Banjaran

    III.        RUMUSAN MASALAH
    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
    1.    Bagaimana penggunaan Alat Peraga Audio Visual di SMP Negeri 3 Banjaran?
    2.    Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Banjaran?
    3.    Bagaimana hubungan penggunaan Alat Peraga Audio Visual dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Banjaran?

    IV.        TUJUAN PENELITIAN
    Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang :
    1.    Penggunaan alat peraga audio visual di SMP Negeri 3 Banjaran?
    2.    Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Banjaran?
    3.    Hubungan penggunaan alat peraga audio visual dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Banjaran?
    V.           KERANGKA BERPIKIR
    Alat peraga pembelajaran merupakan sarana yang dipergunakan atau dimanfaatkan agar pengajaran dapat berlangsung dengan baik, memperdekat atau memperlancar jalan kearah tujuan yang telah direncanakan. Manfaat dari setiap alat peraga bergantung pada kemauan dan kemampuan guru dan peserta didik untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan pesan-pesan yang terkandung dalam alat peraga yang didayagunakan (E. Mulyasa, 2008: 177).
    Sriyono dkk. (1992: 123) menyatakan bahwa alat bantu mengajar atau alat peraga pembelajaran yang digunakan dengan baik akan dapat menghilangkan penyakit yang paling banyak di sekolah yaitu verbalisme. Lebih dari itu juga dapat mempertinggi hasil belajar dan mengajar
    Prestasi belajar dapat dipengaruhi juga oleh pemilihan alat peraga (media) yang tepat dalam proses pembelajaran. Dalam pemilihan media pembelajaran menurut H.M. Syarifudin (2005: 10) menyatakan bahwa ada delapan faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:
    1.    Sesuai dengan tujuan yang dicapai;
    2.    Sesuai dengan bahan yang akan disajikan;
    3.    Sesuai dengan kemampuan guru yang bersangkutan;
    4.    Sesuai dengan kematangan berfikir anak;
    5.    Kemudahan dalam memperolehnya;
    6.    Sesuai dengan situasi dan kondisi;
    7.    Kualitas alat/teknik dapat dipertanggungjawabkan;
    8.    Efektifitas biaya dan efisien dalam penggunaannya.
    Menurut Arief S. Sadiman dkk. (2003: 83-84) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatan guna, kondisi siswa, ketersediaan perngkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya.
    Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak, menjadi lebih sederhana, kongkrit dan mudah dipahami. Selanjutnya dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, media pengajaran atau alat peraga pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang lebih berupa audio dan visual kepada siswa. Dengan demikian media atau alat peraga dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap anak terhadap materi pembelajaran.
    Jadi siswa akan memiliki prestasi belajar yang tinggi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, manakala penggunaan alat peraga tersebut berpengaruh positif (menyukai) terhadap siswanya. Hal senada diungkapkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1997: 138) bahwa sebagai alat bantu, media atau alat peraga mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran.
    Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media atau alat peraga terutama alat peraga audio visual mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media atau alat peraga akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media atau alat peraga.
    Untuk mengetahui hubungan penggunaan alat peraga audio visual, yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah sarana media pengajaran, kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga, suasana penggunaan alat peraga pengajaran.
    Selanjutnya untuk mendalami prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan melihat indikatornya yaitu kognitif, (ranah cipta), afektif (ranah rasa), dan psikomotor (ranah karsa) Muhibbin Syah, 1995: 151-152).
    Secara skematik kerangka pemikiran mengenai penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :













    KORELASI
     









    SISWA
     







    VI.        METODOLOGI PENELITIAN
    A.    Metode Penelitian
    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Surakhmad (1982:139) mendefinisikan metode deskriptif yaitu “menuturkan dan menafsirkan data yang ada” misalnya tentang situasi yang alamiah, kegiatan pandangan, sikap nampak dan sebagainya. Metode penelitian deskriptif ini adalah kegiatan penyelidikan untuk memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterprestasikan.
    B.     Menentukan Jenis Data
    Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif tentang penggunaan metode tanya jawab terhadap prestasi belajar siswa yang kemudian dikualifikasikan ke dalam data kuantitatif. Dilihat dari teknik pengumpulannya, data kuantitatif di angkat dengan mengajukan pertanyaan dalam pelaksanaan angket pada sejumlah siswa.
    C.     Populasi dan Sampel
    Menurut Suharsimi Arikunto “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Sedangkan sampel adalah sebagian kecil atau wakil populasi yang diteliti. Mengenai tekhnik pengambilan sampel didasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (1998 : 120), yaitu : Apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semuanya. Jika subyeknya lebih besar (100 orang) dapat diambil 10%, 15% atau 20%-25% atau lebih.
    D.    Teknik Pengumpulan Data
    1.      Observasi
    Menurut Surakhmad (1994 : 162) observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan yang khusus diadakan.
    2.      Wawancara
    Menurut Sopian Efendi (1989 : 192) wawancara merupakan salah satu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus interaksi.
    Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data melalui percakapan yang diarahkan kepada suatu permasalahan tertentu. Wawancara akan dilakukan dengan sumber data yang berkaitan dengan permasalahan judul skripsi ini. Sumber data tersebut antara lain Kepala Sekolah dalam rangka mengetahui kondisi objektif lokasi penelitian.
    3.      Angket
    Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memeperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan pribadi atau hal-hal yang diketahui (Suharsimi Arikunto, 1992 : 227). Bentuk angket ini adalah terstruktur, berisi pertanyaan  maupun pernyataan yang disertai sejumlah alternatif jawaban. Sedangkan alternatif yang dikembangkan akan disusun secara berjenjang ke dalam 5 option. Jika item angket berorientasi positif maka pengekorannya  a=5, b=4, c=3, d=2, e=1. dan jika item angket berorientasi negatif  maka penyekorannya a=1, b=2, c=3, d=4, e=5.
    E.     Teknik Analisis Data
    Dari data yang terkumpul berupa data-data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Adapun untuk analisisnya dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis parsial dan analisis korelasional.
    A.        Analisis Parsial
    Analisis parsial tiap indikator
    Untuk tiap variabel dengan rumus : M =

    Menginterpretasikan nilai rata-rata yang dihasilkan dengan berdasarkan identitas terhadap skala nilai sebagai berikut :
    Rata-rata antara 0,5 – 1,5 Berarti sangat rendah
    Rata-rata antara 1,6 – 2,5 Berarti rendah
    Rata-rata antara 2,6 – 3,5 Berarti cukup
    Rata-rata antara 3,6 – 4,5 Berarti tinggi
    Rata-rata antara 4,6 – 5,5 Berarti sangat tinggi 

                                                                           (Suharsimi Arikunto, 1997: 247)


    B.         Analisis Korelasi
    Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
    1)   Menentukan persamaan regresi linear dengan rumus:
    Ŷ = a + bX (Sudjana, 2002:315) dimana :
                  
    2)   Menguji linieritas regresi, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
    a.    Menghitung jumlah kuadrat regresi a (Jka):
                                
    b.    Menghitung jumlah kuadrat gabungan regresi b terhadap a, dengan rumus:
              
    c.    Menghitung jumlah kuadrat residu (Jkres):   
    d.   Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKkk): 
          
    e.    Menentukan jumlah kuadrat ketidakcocokan : JKtc = JKr - JKkk
    f.     Menentukan derajat kebebasan kekeliruan, dengan rumus : dbkk = n - k
    g.    Menentukan derajat kebebasan ketidakcocokan: dbtc = k-2
    h.    Menentukan rata-rata kuadrat kekeliruan : RKkk = JKkk : dbkk
    i.      Menentukan rata-rata kuadrat ketidakcocokan : RKtc = JKtc : dbtc
    j.      Menentukan nilai F ketidakcocokan, dengan rumus : Ftc = RKtc : RKkk
    k.    Menentukan nilai F dari daftar atau tabel dengan derajat kepercayaan 95% (pada taraf 0,05), dengan db = (dbtc/dbkk)
    l.      Pengujian linieritas regresi dengan ketentuan:
    ·      Jika Ftc < F tabel, maka regresi tersebut linier.
    ·      Jika Ftc > F tabel, maka regresi tersebut tidak linier.
    3)   Menguji Koefisiensi Korelasi
    a)    Jika kedua variabel normal dan linier, maka rumus yang digunakan adalah Product Moment, yaitu :
     
            (Suharsimi Arikunto, 2002:243)
    b)   Jika salah satu atau kedua variabel berdistribusi tidak normal atau regresinya tidak linier, maka rumus yang digunakan adalah Rank dari Spearman yaitu :
    rho xy = 1 -                             
                                                 (Suharsimi Arikunto, 2002 : 247)

    0 Responses to “PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA AUDIO VISUAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”


    *Important - If you want to be informed of any replies to your comment, check the "Subscribe By Email" before submitting. Please Do Not Spam

    Posting Komentar